CHAIRIL ANWAR
a. Chairil dilahirkan di Medan tanggal 26 juli 1922 dan meninggal di Jakarta tanggal 28 april 1949 karena penyakit Typhus.
b. Pendidikannya hanya sampai kelas dua MULO (SMP Belanda). Namun, dia banyak membaca dan belajar sendiri,terutama tentang hal-hal mengenai puisi dan puisi asing, yang kemudian banyak mempengaruhi ciptaan-ciptaanya.
c. Di masa pendudukan Jepang, dia menyalin karangan-karangan Rilke,Marsman,Du Perron,Slauerhoff,yakni penyair-penyair asing yang banyak pengaruhnya kepadanya di samping pujangga pemberontak Nietzche,yaitu orang yang sangat dikaguminya.
d. Pergaulannya luas. Dari golongan tingkat bawah sampai tingkat teratas seperti Bung Karno-Hatta, semuanya dipergaulinya. Di kalangan seniman, dia bergerak antara seniman-seniman : penyair,penyanyi,pelukis,dramawan,dan sebagainya.
e. Chairil seorang yang penuh 'Vitalitas' (Tenaga hidup). Orang yang kurang mengenalnya akan menganggap dia seorang yang kasar,kurang beradab, tetapi kawan-kawannya yang sungguh-sungguh kenal padanya tau akan kejujurannya karena dengan tindak-tanduknya yang negatif, dia tidak sengaja berniat merugikan orang lain.
f. Sifatnya Tegas, Suka berterus terang. Suatu pendapatnya tak akan ditahan-tahannya bila dirasanya perlu dikemukakan,walaupun hal itu tidak mengenakkan perasaan orang lain. Dia selalu memakai dirinya sendiri sebagai ukuran, itu sebabnya dia dikatakan 'Individualistis'
g. Baginya : Tiap seniman haruslah seorang perintis jalan,tidak segan memasuki hutan rimba yang penuh dengan binatang buas, mengarungi lautan tak bertepi. Seniman adalah tanda dari hidup yang melepas bebas tergapai-gapai tak menentu,melainkan bebas dalam arti tidak terikat dan terkungkung dalam melahirkan cita-cita dan kemauan.
h. Mula-mula dia dianggap perombak, pemberontak, malah sampai dikatakan gila oleh orang-orang yang masih berpegang pada dasar-dasara ketentuan lama. Tetapi, Charil berjiwa besar, pantang mundur karena ejekan dan hinaan.
i. Sajaknya yang tertua berjudul 'Nisan' Oktober 1942 . Sajaknya yang berjudul 'Aku' sungguh-sungguh menjelaskan dan melukiskan jiwa Chairil serta pribadi dan cita-citanya.
Sifat individualisme Chairil nyata benar dalam sajaknya ini, seolah-olah dirinya lah yang menjadi ukuran masyarakat dan dunia luar.
b. Pendidikannya hanya sampai kelas dua MULO (SMP Belanda). Namun, dia banyak membaca dan belajar sendiri,terutama tentang hal-hal mengenai puisi dan puisi asing, yang kemudian banyak mempengaruhi ciptaan-ciptaanya.
c. Di masa pendudukan Jepang, dia menyalin karangan-karangan Rilke,Marsman,Du Perron,Slauerhoff,yakni penyair-penyair asing yang banyak pengaruhnya kepadanya di samping pujangga pemberontak Nietzche,yaitu orang yang sangat dikaguminya.
d. Pergaulannya luas. Dari golongan tingkat bawah sampai tingkat teratas seperti Bung Karno-Hatta, semuanya dipergaulinya. Di kalangan seniman, dia bergerak antara seniman-seniman : penyair,penyanyi,pelukis,dramawan,dan sebagainya.
e. Chairil seorang yang penuh 'Vitalitas' (Tenaga hidup). Orang yang kurang mengenalnya akan menganggap dia seorang yang kasar,kurang beradab, tetapi kawan-kawannya yang sungguh-sungguh kenal padanya tau akan kejujurannya karena dengan tindak-tanduknya yang negatif, dia tidak sengaja berniat merugikan orang lain.
f. Sifatnya Tegas, Suka berterus terang. Suatu pendapatnya tak akan ditahan-tahannya bila dirasanya perlu dikemukakan,walaupun hal itu tidak mengenakkan perasaan orang lain. Dia selalu memakai dirinya sendiri sebagai ukuran, itu sebabnya dia dikatakan 'Individualistis'
g. Baginya : Tiap seniman haruslah seorang perintis jalan,tidak segan memasuki hutan rimba yang penuh dengan binatang buas, mengarungi lautan tak bertepi. Seniman adalah tanda dari hidup yang melepas bebas tergapai-gapai tak menentu,melainkan bebas dalam arti tidak terikat dan terkungkung dalam melahirkan cita-cita dan kemauan.
h. Mula-mula dia dianggap perombak, pemberontak, malah sampai dikatakan gila oleh orang-orang yang masih berpegang pada dasar-dasara ketentuan lama. Tetapi, Charil berjiwa besar, pantang mundur karena ejekan dan hinaan.
i. Sajaknya yang tertua berjudul 'Nisan' Oktober 1942 . Sajaknya yang berjudul 'Aku' sungguh-sungguh menjelaskan dan melukiskan jiwa Chairil serta pribadi dan cita-citanya.
Sifat individualisme Chairil nyata benar dalam sajaknya ini, seolah-olah dirinya lah yang menjadi ukuran masyarakat dan dunia luar.
Comments
Post a Comment