CHAIRIL ANWAR - part 2
Sajaknya yang berjudul 1943 dibawah ini sangat aneh bentuknya, apalagi menurut ukuran pada masa itu. Cobalah selami apa maksud penyair yang ingin ia mengutarakannya dengan sajaknya ini :
1943
Racun berada di reguk pertama
Membusuk rabu terasa di dada
Tenggelam darah dalam nanah
Malam-kelam membelam
Jalan kaku lurus. Putus
Candu
Tumbang
Tanganku menadah patah
Luluh
Terbenam
Hilang
Lumpuh
Lahir
Tegak
Berderak
Rubuh
Runtuh
Mengaum. Mengguruh
Menentang. Menyerang
Kuning
Merah
Hitam
Kering
Tandas
Rata
Rata
Rata
Dunia
Kau
Aku
Terpaku
Sajak diatas memperlihatkan campuran ekspresi dan impresi. Perhatikan pulalah baik-baik bentuknya.Selain empat lima kalimat pertama,kalimat-kalimat lain tidak jalan. Dua puluh tiga baris terdiri atas sepatah kata disela oleh tiga kalimat dengan dua dan tiga patah kata.
Kata " Rata" Diulanginya sampai 3x untuk mencari atau memberikan pengertian yang lebih kuat.
Memang sengaja Chairil membentuk kalimat (atau baris-baris) dengan hanya sepatah kata saja agar arti tiap kata itu lebih menonjol , seolah olah berteriak. Tampak sepintas lalu seperti suatu susunan (permainan) kata-kata yang tiada artinya.
j. Orang berkata : Tak ada keindahan dalam sajaknya. Tak ada Rima. Tetapi,bila kita perhatikan sajak-sajak Chairil,maka tentulah anggapan itu akan kita katakan tak benar.
Cobalah perhatikan bait sebuah sajaknya yang saya kutipkan di sebelah sini.
..Segala menebal,segala mengental
Segala tak kukenal
Selamat tinggal
k. Dimasa hidupnya banyak cita-citanya untuk melakukan sesuatu dalam lapangan sastra, misalnya menerbitkan majalah sastra, membuat ini itu , tetapi dia selalu terbentur pada soal keuangan.
l. Selama hidupnya (Enam setengah tahun sebagai penyair), Chairil telah menghasilkan : 69 sajak asli , 4 saduran, 10 terjemahan , 6 prosa asli, dan 4 terjemahan . Semuanya 93 tulisan. sebenarnya melihat hasil yang sekian itu Chairil belum dapat dikatakan seorang penyair (sastrawan) yang produktif, dibanding dengan Amir Hamzah dan Sanusi Pane misalnya.
m. Sayang sekali pelopor puisi modern yang dipuja dan disanjung , yang telah mengangkat mutu puisi Indonesia setaraf lebih tinggi lagi dari puisi-puisi sebelumnya dalam bentuk maupun isi, telah melakukan perbuatan plagiat, yang bagaimana pun alasannya tetap telah menodai namanya. ( Hal ini telah dibicarakan panjang lebar oleh H.B Jassin dalam bukunya "Chairil Anwar") .
n. Tanggal 28 April 1949 dalam usia 27 tahun ,Chairil terpanggil oleh Tuhan, tetapi dia telah meninggalkan jasa terhadap bangsanya, jasa yang tak dapat dianggap kecil. Bagaimanapun Chairil dituduh sebagai Plagiator, hasil karyanya telah mengembuskan nafas baru dalam persajakan Indonesia tak dapat diabaikan dan dilupakan begitu saja.
Karya Chairil banyak dibicarakan , bukan hanya oleh sastrawan-sastrawan dan para sarjana dalam negeri. Dr, Boen S,Oemaryati telah mencapai gelar doktornya pada tahun 1973 di Leiden dengan membahas bahasa puisi Chairil Anwar dari segi linguistik.
Nama Chairil Anwar tetap akan berkumandang di Angkasa Sastra.
1943
Racun berada di reguk pertama
Membusuk rabu terasa di dada
Tenggelam darah dalam nanah
Malam-kelam membelam
Jalan kaku lurus. Putus
Candu
Tumbang
Tanganku menadah patah
Luluh
Terbenam
Hilang
Lumpuh
Lahir
Tegak
Berderak
Rubuh
Runtuh
Mengaum. Mengguruh
Menentang. Menyerang
Kuning
Merah
Hitam
Kering
Tandas
Rata
Rata
Rata
Dunia
Kau
Aku
Terpaku
Sajak diatas memperlihatkan campuran ekspresi dan impresi. Perhatikan pulalah baik-baik bentuknya.Selain empat lima kalimat pertama,kalimat-kalimat lain tidak jalan. Dua puluh tiga baris terdiri atas sepatah kata disela oleh tiga kalimat dengan dua dan tiga patah kata.
Kata " Rata" Diulanginya sampai 3x untuk mencari atau memberikan pengertian yang lebih kuat.
Memang sengaja Chairil membentuk kalimat (atau baris-baris) dengan hanya sepatah kata saja agar arti tiap kata itu lebih menonjol , seolah olah berteriak. Tampak sepintas lalu seperti suatu susunan (permainan) kata-kata yang tiada artinya.
j. Orang berkata : Tak ada keindahan dalam sajaknya. Tak ada Rima. Tetapi,bila kita perhatikan sajak-sajak Chairil,maka tentulah anggapan itu akan kita katakan tak benar.
Cobalah perhatikan bait sebuah sajaknya yang saya kutipkan di sebelah sini.
..Segala menebal,segala mengental
Segala tak kukenal
Selamat tinggal
k. Dimasa hidupnya banyak cita-citanya untuk melakukan sesuatu dalam lapangan sastra, misalnya menerbitkan majalah sastra, membuat ini itu , tetapi dia selalu terbentur pada soal keuangan.
l. Selama hidupnya (Enam setengah tahun sebagai penyair), Chairil telah menghasilkan : 69 sajak asli , 4 saduran, 10 terjemahan , 6 prosa asli, dan 4 terjemahan . Semuanya 93 tulisan. sebenarnya melihat hasil yang sekian itu Chairil belum dapat dikatakan seorang penyair (sastrawan) yang produktif, dibanding dengan Amir Hamzah dan Sanusi Pane misalnya.
m. Sayang sekali pelopor puisi modern yang dipuja dan disanjung , yang telah mengangkat mutu puisi Indonesia setaraf lebih tinggi lagi dari puisi-puisi sebelumnya dalam bentuk maupun isi, telah melakukan perbuatan plagiat, yang bagaimana pun alasannya tetap telah menodai namanya. ( Hal ini telah dibicarakan panjang lebar oleh H.B Jassin dalam bukunya "Chairil Anwar") .
n. Tanggal 28 April 1949 dalam usia 27 tahun ,Chairil terpanggil oleh Tuhan, tetapi dia telah meninggalkan jasa terhadap bangsanya, jasa yang tak dapat dianggap kecil. Bagaimanapun Chairil dituduh sebagai Plagiator, hasil karyanya telah mengembuskan nafas baru dalam persajakan Indonesia tak dapat diabaikan dan dilupakan begitu saja.
Karya Chairil banyak dibicarakan , bukan hanya oleh sastrawan-sastrawan dan para sarjana dalam negeri. Dr, Boen S,Oemaryati telah mencapai gelar doktornya pada tahun 1973 di Leiden dengan membahas bahasa puisi Chairil Anwar dari segi linguistik.
Nama Chairil Anwar tetap akan berkumandang di Angkasa Sastra.
Comments
Post a Comment